Industri
Kreatif Berperan Promosikan Indonesia
Selasa,
4 Maret 2014 | 13:33 WIB
KOMPAS/IWAN
SETIYAWAN Beragam jenis kain tenun Sumba digelar dalam pameran bertajuk ”Wastra
Sumba: Warisan Dunia dari Indonesia” di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat
(11/10/2013). Pameran menampilkan 80 lembar kain tradisional Sumba.
JAKARTA,
KOMPAS.com– Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
mendorong industri kreatif sebagai langkah untuk mempromosikan Indonesia ke
ranah global. Kegiatan industri kreatif dinilai bisa menjadi daya tarik untuk
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan
nusantara (wisnus).
Hal
tersebut di sampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)
Mari Elka Pangestu terkait penyelenggaraan berbagai kegiatan seperti Indonesia
Fashion Week dan Java Jazz Festival pada Februari lalu.
KOMPAS
IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA Penampilan Penampilan Ron King Big Band pada
panggung Java Jazz Festival 2014 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu
(1/3/2014). Pada gelaran yang berlangsung dari tanggal 28 Februari sampai 2
Maret ini selain musisi Indonesia, juga akan menampilkan musisi jazz dunia
seperti Natalie Cole dan Dave Coz.
“Event
Indonesia Fashion Week maupun Java Jazz Festival memiliki peran dalam
mempromosikan Indonesia ke kancah dunia,” ujar Mari di Balairung Soesilo Soedarman,
Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (3/3/2014).
Perkembangan
industri kreatif ditandai dengan meningkatnya kinerja industri kreatif di
bidang mode, musik, dan film. Di bidang mode, suksesnya penyelenggaraan
Indonesia Fashion Week ke-3 ternyata mampu menarik 527 exhibitor dan 128
buyerdari Malaysia, Singapura, Perancis, Jerman, USA, Srilanka, India, Taiwan,
Thailand, dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Sementara jumlah pengunjung
mencapai angka 79.663 pengunjung lokal dan internasional.
BARRY
KUSUMA Suvenir Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali.
Di
bidang musik, ditetapkannya tanggal 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional
diharapkan bisa meningkatkan apresiasi dan rasa bangga terhadap musik
Indonesia, serta menjadi kesempatan untuk memperbaiki iklim pengembangan
industri musik.
Di
bidang film, terbentuknya Badan Perfilman Indonesia (BPI) diharapkan bisa
mendukung peningkatan kualitas film Indonesia. Kedua sektor industri kreatif
ini dinilai memiliki peranan strategis dalam diplomasi budaya.
“Bidang-bidang
industri kreatif tersebut menunjukkan sinergi antara bidang pariwisata dan
ekonomi kreatif,” tambah Mari.
KOMPAS/RONY
ARIYANTO NUGROHO Para wisatawan asing ikut bermain angklung di Saung Angklung
Udjo.
Penulis
: Nicky Aulia Widadio
Editor : I Made Asdhiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar