Kamis, 05 Juni 2014

Pentingnya Komunikasi Dalam Bidang Bisnis

Pentingnya Komunikasi Dalam Bidang Bisnis


















Seperti yang kita ketahui bersama jika komunikasi merupakan elemen terpenting yang diberikan tuhan kepada manusia, karena dengan komunikasi kita menjadi mahluk hidup bukan benda lagi, komunikasi bisa menghidupkan nyawa sosial yang menjadi harapan kita untuk tetap berperan sebagai manusia.

Selain komunikasi ada juga faktor penting yang harus kita lakukan, yaitu bisnis, karena dengan bisnis kita bisa menghasilkan simbiosis mutualisme untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat hidup kita sebagai manusia. Jika komunikasi adalah elemen yang membedakan kita sebagai makhluk hidup dengan benda, bisnis juga merupakan elemen penting yang tidak hanya membedakan kita dengan benda, tetapi juga membedakan kita sebagai manusia dengan hewan (walaupun saya tidak tau juga apakah hewan menjalankan roda bisnis, karena yang saya tau hewan sangat patuh pada hukum rimbanya).

Kita gabungkan dua kekuatan elemen ini, Komunikasi dengan Bisnis, pasti akan menjadi sesuatu yang luar biasa, terlebih jika kita berhasil menguasai penyatuan keduanya ini namun, sebenarnya apakah komunikasi bisnis ini?

Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis. Karena Komunikasi bisnis ini merupakan komunikasi yang terjadi di dunia bisnis, kita tidak boleh melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh dunia bisnis ketika melakukan komunikasi.

Sejak lahir ke dunia ini kita sudah dikaruniai kemampuan yang luar biasa untuk berkomunikasi. Lebih spesifiknya kemudian diterapkan dalam dunia bisnis. Setiap komunikasi bisnis yang dilakukan hendaknya atas keinginan kedua belah pihak, disini diciptakan agar tidak ada yang merasa dipaksa atau terpaksa, jadi atas dasar sukarela atau keikhlasan masing-masing pihak, dan tidak ada yang dirugikan sehingga tercipta suatu komunikasi yang baik antara kedua belah pihak.

Komunikasi adalah hal utama yang selalu dilakukan dalam memperkenalkan bisnis kita kepada orang lain, komunikasi tidak akan cukup dilakukan hanya sekali, mungkin akan lebih efektif secara berulang-ulang, namun jangan terlalu sering, buatlah jadwal yang tepat kapan kita menawarkan suatu produk, dan kapan kita harus mengulangnya lagi, dan berikan materi yang berbeda-beda walaupun tujuan yang ingin kita capai adalah sama.

Bentuk komunikasi yang bisa dilakukan bisa satu arah atau dua arah tergantung media apa yang digunakan, dan tujuan yang ingin dicapai antar kedua belah pihak, jika yang diinginkan hanya sebatas informasi tentang suatu produk, maka yang diciptakan hanya cukup satu arah, namun jika ingin meminta penjelasan lebih detail dapat dilakukan dengan dua arah, tergantung kebutuhan dan kesanggupan masing-masing pihak dan tetap pada tujuan yang ingin dicapai.




http://communicateur.wordpress.com/2012/11/18/pentingnya-komunikasi-dalam-bidang-bisnis/

Indonesia Butuh 4,8 Juta Wirausahawan

Indonesia Butuh 4,8 Juta Wirausahawan

Selasa, 3 Juni 2014 | 09:58 WIB












JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan jumlah populasi Indonesia saat ini, secara proporsional dibutuhkan 4,8 juta wirausahawan, sebagai prasyarat pembangunan ekonomi suatu negara. Realitasnya, saat ini proporsi wirausaha Indonesia baru sekitar 0,24 persen dari populasi penduduk atau sekitar 500.000 an orang.

Atas dasar itu, Kadin Indonesia menilai seharusnya ada kontribusi dari perusahaan-perusahaan swasta untuk mengembangkan kewirausahaan melalui program corporate social responsibility (CSR).

"Untuk menumbuhkembangkan wirausahawan baru, perlu mulai diterapkan strategi yang komprehensif yang mengikat, hal ini terkait dengan pendidikan, pengalaman terjun langsung, dukungan dari masyarakat serta peran dari perusahaan-perusahaan itu sendiri untuk mengembangkan wirausaha di tanah air," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang CSR, Suryani Motik, di Jakarta, Selasa (3/6/2014).

Dia menyebut, Indonesia masih sangat kekurangan wirausahawan. Sebagai perbandingan, jumlah wirausaha di Amerika Serikat mencapai 12 persen dari total populasi, di Singapura 7 persen, China dan Jepang 10 persen, India 7 persen, sementara Malaysia 3 persen.

Dia menambahkan, untuk mewujudkan wirausahawan baru perlu sinergisme dan kerjasama yang baik, diantara pemangku kepentingan, tak terkecuali perguruan tinggi. "Pelaku di sektor swasta perlu mencari jalan terbaik untuk mengintegrasikan seluruh kegiatannya dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas kewirausahawan," lanjut Motik.

Lebih lanjut dia menilai, beberapa program CSR yang berbasis kewirausahan sudah ada yang berjalan baik. Misalnya, sambungnya, kerjasama perusahaan perbankan dengan calon wirausahawan baru, atau perusahaan besar dengan UKM binaan.

"Peran sektor swasta dalam mempercepat pengentasan kemiskinan adalah dengan membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia. Melalui program CSR kewirausahawan diharapkan perekonomian nasional dapat terdongkrak," katanya.

Sebagai informasi, setelah melalui proses panjang, pada November 2010 lebih dari 90 negara melalui badan International Standard Organization mengeluarkan ISO 26000 tentang CSR. Kadin menilai, standar ini merupakan terobosan besar yang dapat menyatukan berbagai kepentingan untuk tujuan sama, yakni membangun keberlanjutan baik untuk perusahaan maupun masyarakat


Penulis : Estu Suryowati
Editor : Erlangga Djumena



http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/03/0958455/Indonesia.Butuh.4.8.Juta.Wirausahawan

Saham Apple Melonjak, Bursa AS Hijau

Saham Apple Melonjak, Bursa AS Hijau

Kamis, 5 Juni 2014 | 07:07 WIB













NEW YORK, KOMPAS.com - Saham-saham di Wall Street menguat pada Rabu (4/6/2014) waktu setempat (Kamis pagi WIB), mendorong S&P 500 ke rekor penutupan baru, menyusul data ekonomi bervariasi sehari menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa yang dipantau cermat.

Indeks berbasis luas S&P 500 ditutup naik 3,64 poin (0,19 persen) pada 1.927,88, hampir tiga poin di atas rekor penutupan Senin (2/6/2014).

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 15,19 (0,09 persen) menjadi 16.737,53, serta indeks teknologi komposit Nasdaq bertambah 17,56 poin (0,41 persen) ke posisi 4.251,64, dibantu oleh kenaikan 1,1 persen pada Apple, komponen terbesarnya.

Saham-saham berada di wilayah negatif setelah data awal ekonomi AS menunjukkan penurunan penciptaan lapangan kerja di sektor swasta pada Mei dan lonjakan pada defisit perdagangan April ke tingkat tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Tetapi, saham-saham kemudian berbalik lebih tinggi setelah Institute for Supply Management (ISM) mengatakan aktivitas sektor jasa AS melonjak pada Mei.

Sementara laporan "Beige Book" Federal Reserve AS secara umum positif, mengatakan semua 12 distrik Fed di negara itu melihat peningkatan aktivitas ekonomi dalam beberepa pekan terakhir.

Investor bersiap-siap untuk ECB meluncurkan tindakan stimulus besar pada Kamis. Para analis mengatakan ada kemungkinan pasar akan kecewa jika langkah-langkah itu kurang agresif dari yang diharapkan.

Investor sedang menunggu "untuk berharap penuh lebih banyak tindakan daripada bicara dari (presiden ECB) Mario Draghi," kata Jack Ablin, kepala investasi di BMO Private Bank.

Anggota Dow, UnitedHealth Group, naik 0,8 persen setelah mengumumkan kenaikan 34 persen dalam dividen kuartalannya dan pembaruan program pembelian kembali sahamnya.

General Motors melonjak 3,6 persen di tengah berita bahwa kepala eksekutif Mary Barra akan mengadakan konferensi pers pada Kamis untuk memperbarui penarikan karena masalah saklar pengapian. GM diharapkan akan merilis laporan internal mengapa butuh waktu begitu lama untuk melakukan penarikan kendaraan.

Dai-ichi Life Insurance Jepang mengumumkan pembelian perusahaan asuransi AS Protective Life sebesar 5,7 miliar dolar AS. Dai- ichi mengatakan kesepakatan itu ditujukan untuk memperluas bisnis di luar negeri di luar Asia dengan memasuki pasar terbesar dunia untuk penjualan asuransi kepada konsumen.

Saham Protective Life melonjak naik 18,1 persen. Asuransi lain juga menguat, termasuk Prudential Financial bertambah 2,4 persen, Met Life naik 3,0 persen dan komponen Dow, Travelers Companies, menguat 1,4 persen.

Jaringan toko obat Walgreens melonjak 4,2 persen setelah melaporkan bahwa penjualannya pada Mei naik 6,0 persen dibandingkan dengan periode tahun lalu.

Editor : Erlangga Djumena
Sumber: AFP/ANTARA



http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/05/0707242/Saham.Apple.Melonjak.Bursa.AS.Hijau

Senin, 02 Juni 2014

Gubernur Bali Inginkan BBTF Buka Peluang Bisnis Pariwisata

Gubernur Bali Inginkan BBTF (Beyond Travel Fair) Buka Peluang Bisnis Pariwisata

Rabu, 28 Mei 2014 | 08:48 WIB














KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisatawan di Pantai Seminyak, Bali, Minggu (6/4/2014).

DENPASAR, KOMPAS.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menginginkan ajang Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) pada 10-14 Juni 2014 dapat membuka peluang pusat bisnis pariwisata.

"Saya berharap Bali bisa mewakili Indonesia dalam kancah bisnis pariwisata. Dengan demikian, Bali bukan saja tujuan pariwisata, tetapi juga pusat bisnis pariwisata, perdagangan dan jasa. Jadi, jauh lebih luas dari sekadar dikunjungi, dipandangi, dan dikagumi," kata Pastika saat mengadakan jumpa media terkait penyelenggaraan BBTF 2014 di Denpasar, Senin (26/5/2014).'

Menurut Pastika, selama ini Bali sangat aktif menjadi peserta pameran travel internasional seperti ITB Berlin, PATA Travel Mart, dan sebagainya. Dengan membuat acara sendiri dan menjadi tuan rumah, diharapkan juga dapat mendunia sehingga Bali tidak hanya menjadi konsumen dan tamu dalam pameran wisata internasional.

"Acara BBTF sejalan dengan program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) karena Bali merupakan pintu gerbang koridor lima yang titik beratnya pada pariwisata dan pangan," katanya.











KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Warga mengikuti rangkaian upacara Ngaben massal di Desa Sakraman Soka, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (26/4/2013).

Ngaben massal dengan 45 jasad tersebut dilakukan untuk menghemat biaya yang jika dilakukan sendiri bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Bagi Pastika, BBTF sekaligus menjadi terobosan baru tidak saja bagi Bali, namun Indonesia untuk bisa mendatangkan orang ke Pulau Dewata, tidak saja untuk berpariwisata dan berekreasi, namun untuk bisnis pariwisata.

"Dengan Bali sebagai penyelenggara, kita pun tidak perlu ramai-ramai melaksanakan promosi pariwisata ke luar negeri, tetapi mereka yang datang ke Bali. Momen BBTF sangat tepat membuka peluang Bali untuk go international," ujar Pastika.

Sementara itu, Ketua Panitia BBTF 2014 sekaligus Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Bali, Ketut Ardana berharap BBTF dapat menjadi ajang pameran wisata internasional terbesar di Asia Tenggara. Menurutnya aneh juga kalau Bali tidak memiliki kegiatan wisata internasional berskala besar.

Ardana mengemukakan, BBTF akan menjadi pertemuan dari berbagai peserta dan destinasi wisata, agen travel berbagai perjalanan pariwisata dalam komunitas perdagangan jasa internasional untuk melakukan kontak bisnis dalam berbagai kegiatan seperti sesi bisnis, seminar pariwisata dan promosi langsung.

Hingga saat ini, tambah Ardana, sudah ada 410 pembeli potensial dari dalam dan luar negeri yang menyatakan akan hadir pada ajang BBTF 2014 seperti dari AS, Amerika Latin, kawasan Eropa Barat dan Timur, Afrika Selatan, Asia Utara dan Selatan, Korea Selatan, Tiongkok dan Taiwan, Australia, Jepang, negara-negara ASEAN, India, dan juga pembeli dari kalangan Indonesia sendiri.













KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisatawan di Kapal Marina Srikandi 11 dalam perjalanan dari Pelabuhan Padangbai (Bali) menuju Gili Trawangan (Lombok), Rabu (16/4/2014).

Selain itu, sudah ada 475 penjual potensial yang berasal dari kalangan hotel, operator wisata, atraksi wisata serta unsur pemerintah. Mayoritas memang dari industri pariwisata di Bali, hanya 15 persen yang dari luar Bali. "Sebenarnya sangat mengagetkan jumlahnya pembeli mencapai 410, padahal target awalnya hanya 300," ujarnya.

Pihaknya menargetkan transaksi bisnis antara pembeli dan penjual dalam BBTF mencapai Rp 2-4 triliun dengan menghabiskan biaya penyelenggaraan sekitar Rp 21 miliar.

Kegiatan utama BBTF 2014, tambah Ardana, akan digelar di kawasan BNDCC (Nusa Dua) dan Beachwalk (Kuta) serta diisi wisata ke berbagai obyek wisata di Bali dan pulau-pulau lainnya di Tanah Air.

Editor : I Made Asdhiana
Sumber: Antara


http://travel.kompas.com/read/2014/05/28/0848401/Gubernur.Bali.Inginkan.BBTF.Buka.Peluang.Bisnis.Pariwisata

Harga Miring di Taman Puring

Harga Miring di Taman Puring

Plasadana – Sel, 13 Mei 2014
Penulis: Nasir

Pernah suatu ketika, Pasar Taman Puring di Mayestik, Jakarta Selatan, dikenal sebagai lokasi barang murah hasil tadahan kegiatan ilegal. Belakangan, kawasan tersebut justru jadi rujukan untuk mencari barang asli dengan harga miring.

Wajah kelam Taman Puring berubah sejak Pemda DKI Jakarta menjadikannya sebagai lokasi membangun usaha masyarakat yang terkena PHK saat krisis 1998 berlangsung. Bukan hanya menjual perlengkapan mobil, tapi sepanjang mata memandang lorong perlintasan, rak-rak sepatu terpajang. Dari sepatu kulit, sepatu gunung, sepatu futsal, hingga sepatu gaul khas anak muda zaman sekarang.

Harga yang ditawarkan pedagang di lokasi ini terbilang murah. Maklum, barang yang dijual kebanyakan memiliki kualitas nomor dua. Bagi mereka yang berkantong tipis, Taman Puring bisa jadi alternatif berburu sepatu.

Menurut salah satu pedagang sepatu di Pasar Taman Puring, Rendi, pasar ini memang menyediakan beragam jenis sepatu, baik untuk kegiatan olahraga maupun sepatu formal untuk bekerja. Tidak hanya itu, merek sepatu yang ditawarkan juga beragam: Nike, Puma, All Star, Adidas, termasuk Clarks.

"Modelnya juga beragam, ada model standar, santai, sampai sepatu pesta. Pokoknya lengkap semua jenis ada," ujar Rendi saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.
Soal harga, pria asal Jawa Timur itu menambahkan, sangat bervariasi, tergantung jenis dan merek. Kisarannya bisa Rp100-200 ribu.

Namun, harga tersebut bukanlah harga mati dan calon pembeli masih bisa menawar jika dirasa harga yang ditawarkan terlampau mahal. "Kita di sini jualnya obral, asal cukup buat balik modal dan tambahan untung, masih bisa ditawar," papar dia.

Jamaludin, pedagang lain di Pasar Taman Puring menambahkan, barang yang dijual di lokasi ini didapatkan langsung dari pabrik yang ada di daerah Jakarta, seperti Kebon Jeruk dan Meruya. Namun, ada pula pedagang yang mengambil barang dari luar negeri, yaitu Cina. "Kalau saya ngambilnya yang lokal aja, kalau dari luar belum berani, karena harus banyak pesannya," papar dia.

Selama berjualan di Pasar Taman Puring, dia menambahkan, keuntungan yang didapatkan terbilang cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Kalau sedang ramai, seperti saat musim anak masuk sekolah, dalam sehari uang lebih dari Rp1 juta yang masuk kantong. Kalau sepi, bisa turun hingga Rp500 ribu per hari.

"Di sini ramainya itu kalau mau lebaran sama tahun ajaran baru anak sekolah. Lumayan, untungnya bisa dua kali lipat dari hari biasa,” papar dia.

















Sempat dikenal sebagai pusat penjualan barang tadahan, kini Taman Puring dikenal sebagai pusat barang berharga.

Meski begitu, dia mengaku, jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka tersebut bisa dikatakan menurun drastis. Pada 2008, penjualannya bisa mencapai Rp3-4 juta sehari. Kemudian turun menjadi Rp1-2 juta per hari pada 2009. Sekarang, dalam satu hari dirinya hanya bisa mendapatkan omzet antara Rp500 ribu-1 juta.

"Semenjak banyak yang jualan sepatu pakai sistem online memang pendapatan sedikit turun, tapi karena kita sudah punya langganan, masih cukuplah buat diputer," tukas dia.

Namun, ada juga pedagang lain yang berbisik bahwa dagangannya adalah sepatu asli. "Ada yang bocoran dari pabrik, ada juga yang bekas gara-gara pemiliknya sudah bosan. Tapi masih 90 persen," tuturnya.

Karena itulah, kejelian konsumen memahami barang asli dan harga sangat bermanfaat saat berkunjung ke pasar yang tutup pada pukul 17.00 ini.



https://id.berita.yahoo.com/harga-miring-di-taman-puring-061013838.html

Bulu Mata Purbalingga Menyihir Dunia

Bulu Mata Purbalingga Menyihir Dunia
Senin, 2 Juni 2014 | 15:18 WIB











KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Proses pembuatan bulu mata di pabrik Best Lady, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (6/5/2014).

KOMPAS.com - Tak ada yang menyangkal lentik bulu mata bintang pop dunia seperti Madonna dan Katy Perry telah menyihir dunia. Begitu juga mata Olga Lydia dan gadis-gadis Cherrybelle. Kelentikan itu diproduksi di kota kecil Purbalingga, Jawa Tengah.

Bulu mata palsu, bagi presenter Olga Lydia, merupakan elemen penting penampilan. Tanpa bulu mata palsu, dia merasa ada sesuatu yang kurang. Olga mengenal bulu mata palsu sejak terjun ke dunia model. Bagi dia, bulu mata palsu membantu meminimalkan kekurangannya. ”Bulu mata saya, kan, kurang banyak, jadi harus dibantu dengan menggunakan bulu mata palsu,” ujarnya.

Meski begitu, tidak mudah menemukan bulu mata palsu yang sesuai dengan keinginannya. Beberapa syarat bulu mata yang pas bagi Olga adalah ringan, nyaman dipakai, dan dapat digunakan dalam setiap kesempatan, baik siang maupun malam.

”Kadang memakai bulu mata palsu bisa membuat mata merah. Apalagi kadang ada yang sampai harus didobel-dobel segala pakainya, jadinya berat. Akibatnya, mata menjadi merah,” kata Olga.

Bulu mata palsu yang seperti itu sangat dihindari oleh Olga. Sebab, meski memakai bulu mata palsu, dia ingin tetap dapat membaca buku dengan durasi yang cukup lama. ”Kalau bulu matanya berat, mau berlama-lama membaca jadi susah,” ujar Olga.

Begitu pula bagi presenter televisi Hilyani Hidranto, bulu mata merupakan elemen penting penampilan, terutama saat dia muncul di layar kaca. ”Bulu mata saya sudah cukup panjang, sih. Namun, jika untuk keperluan shooting, tetap perlu memakai bulu mata palsu. Jadi, kelihatannya lebih ngoook gitu. Maksudnya, lebih kelihatan di kamera,” ujar Pemenang Wajah Femina tahun 2007 ini seraya terkekeh.

Menghidupi rakyat

Bulu mata palsu menghidupi ribuan warga Purbalingga. Salah satunya adalah Khotik (36). Ini adalah pekerjaan yang rumit. Saat ditemui Kompas, Kothik sedang mencabut tiga helai rambut dari kumpulan potongan rambut yang terbungkus kertas. Ia lalu menekuk ketiga helai rambut itu dan memegangnya dengan tangan kiri. Dengan bantuan alat di tangan kanannya, rambut itu dipasang pada seutas benang yang ujung-ujungnya terikat dengan paku. Dengan gerakan sigap, ketiga helai rambut itu sudah terikat dalam satu simpul di benang tersebut.

Gerakan-gerakan ini ia ulangi sambil mengatur jarak antarsimpul. Dalam jarak 1 sentimeter (cm), ia harus memasang 30 simpul rambut di benang. Total ia harus memenuhi jarak 3,3 cm dengan simpul-simpul rambut sebagai cikal bakal bulu mata. Pekerjaan yang terkesan sederhana, tetapi sebenarnya tidak mudah dilakukan, terutama bagi pekerja baru.

Ini baru satu tahap. Ada lebih dari 10 tahapan untuk membuat sepasang bulu mata, mulai dari membersihkan rambut, menyortir, mewarnai, menautkan, memotong, melentikkan, membentuk, hingga mengepak. Sebagian besar dikerjakan oleh perempuan, baik di pabrik maupun rumah-rumah dalam konsep plasma yang tersebar di Purbalingga.

Siti (45), warga Desa Limbangan, Kecamatan Kutasari, kebagian pekerjaan menggunting bakal bulu mata. Simpul-simpul yang telah tersusun kemudian dibentuk dengan cara menggunting satu demi satu helai rambut. Misalnya, jika dalam satu simpul terdiri atas lima helai, Siti akan menggunting helai pertama dan kelima seperempat helai teratas yang panjangnya 1 cm. Helai kedua dan kelima dipotong separuhnya. Helai ketiga dibiarkan. Ada ratusan model dan bentuk dalam dunia bulu mata palsu.

Upah Khotik, yang tinggal di Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan, mendapat upah Rp 333 untuk setiap bulu mata yang dibuatnya, sementara Siti menerima upah Rp 285 per buah. Ini jika pekerjaan keduanya dianggap sempurna. Jika tidak, bulu mata harus diperbaiki atau mereka tidak dibayar.

Jika tingkat kesulitan lebih tinggi, pekerjaannya dihargai sedikit lebih mahal. Namun, bukan berarti keduanya lalu giat mengejar setoran. ”Kalau dulu bisa kerja sampai pukul 22.00, sekarang mblenger, empat jam juga sudah berhenti,” kata Khotik yang mulai membuat bulu mata sejak 18 tahun lalu.

Ada ribuan perempuan lain di Purbalingga yang menggerakkan roda usaha bulu mata, baik skala rumahan maupun pabrik. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purbalingga mencatat, ada 33 industri bulu mata palsu di Purbalingga dengan 18 industri di antaranya adalah usaha penanaman modal asing. Ini ditambah ratusan plasma yang bekerja sama dengan industri besar. Tidak kurang 50.000 tenaga kerja lokal terserap ke sektor ini.

”Bicara bulu mata, hampir semua yang beredar di Amerika Serikat, Eropa, hingga Afrika berasal dari Purbalingga meski kemudian diberi merek oleh perusahaan rekanan di sana,” ujar Audrie Sukoco, Presiden Direktur PT Bintang Mas Triyasa (BMT), pabrik bulu mata di Kelurahan Mewek, Kecamatan Purbalingga.

Tidak heran jika produk bulu mata tiruan dari Purbalingga tidak hanya dipakai selebritas Indonesia, tetapi juga artis-artis Hollywood, mulai dari generasi Madonna hingga Katy Perry. Artis yang terakhir ini menggunakan produk Eyelure, varian produk PT Royal Korindah, perusahaan bulu mata tertua di Purbalingga.

Banyak produsen kecantikan dunia juga menggunakan produk yang dihasilkan tangan-tangan cekatan perempuan Purbalingga, di antaranya L’Oréal, Shu Uemura, MAC, Kiss, Make Up For Ever, dan Maybelline. Industri bulu mata di Purbalingga disebut-sebut hanya kalah besar dari industri sejenis di Guangzhou, Tiongkok.

Namun, untuk bulu mata berbahan baku rambut manusia, menurut sepengetahuan pemilik pabrik bulu mata PT Shinhan Creatindo, Yuni Susanawati, produk jenis itu hanya dihasilkan oleh Indonesia. Tiongkok hanya memproduksi bulu mata tiruan sintetis. Demikian pula produsen lain seperti Vietnam.

Dalam sebulan, rata-rata 10 juta pasang bulu mata tiruan dari Purbalingga dikirim ke seluruh penjuru dunia, seperti tercatat pada 2010. Nilai ekspornya pada tahun itu mencapai Rp 851,01 miliar. Kebutuhan pasar luar negeri sangat besar karena penggunaan bulu mata di sana menjadi kebutuhan sehari-hari.

Sayangnya, di dalam negeri pasar bulu mata belum begitu berkembang. Ini salah satu alasan BMT membangun merek sendiri dan menggandeng sejumlah artis terkemuka sebagai duta produknya, seperti Olga Lidya, Syahrini, dan Cherrybelle. Mereka ingin mengedukasi masyarakat tentang penggunaan bulu mata. Meski demikian, pendapatan utama BMT masih berasal dari ekspor ke sejumlah negara yang mencapai satu juta pasang per bulan. Semuanya dalam kemasan tanpa merek. Hal itu dilakukan hampir semua perusahaan lain.

Industri

Industri bulu mata mulai muncul di Purbalingga dengan kehadiran PT Royal Korindah (dulu Royal Kenny) pada 1967. Sang pemilik usaha, Hyung Sang Lee, memindahkan usaha bulu mata dari negaranya, Korea Selatan (Korsel), karena semakin ketatnya persaingan dan sulitnya mencari tenaga terampil.

Kesuksesan Royal Korindah diikuti berdirinya pabrik-pabrik baru yang dimiliki pengusaha Korsel lainnya. Pendirian itu mengajak mitra yang di kemudian hari membuka usaha sendiri. Pada tahun 2000-an, perusahaan lokal mulai berdiri.

”Pada tahun 1970-an, Purbalingga sudah dikenal dengan kerajinan berbahan baku rambut, seperti rambut sanggul. Selain itu, orang di sini juga dikenal tekun, sabar, teliti, dan terampil,” kata Budi Wibowo (54), pengusaha bulu mata lokal.

Uniknya, meski bulu mata palsu Purbalingga telah mendunia, para perempuan pembuatnya belum tentu ikut memakainya. Bahkan, tidak sedikit yang tidak mengetahui wujud jadi bulu mata tiruan. ”Jangankan pakai bulu mata palsu, lihat jadinya saja belum pernah,” kata Khotik terkikik. (DOE)

Editor : Erlangga Djumena
Sumber: KOMPAS CETAK



http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/02/1518008/Bulu.Mata.Purbalingga.Menyihir.Dunia

Berburu Ikan Hias di Pusat Jakarta

Berburu Ikan Hias di Pusat Jakarta

Plasadana – Sen, 21 Apr 2014
Penulis: Nasir

















Memiliki ikan sebagai pelajaran memang sangat menyenangkan. Selain dapat melatih kesabaran, ikan yang mondar-mandir di dalam air juga dapat menghilangkan penat yang bersarang di kepala setelah seharian bekerja.

Pasar Ikan Hias Sumenep, Jakarta Pusat, merupakan salah satu lokasi berbelanja ikan hias di ibu kota. Beragam jenis ikan hias dijajakan di sini, baik ikan air tawar maupun laut. Tidak hanya itu, di pasar ikan yang telah berdiri sejak tahun 1970 ini juga dijual aneka perabot pemeliharaan ikan hias: akuarium, batu karang, dan oksigen buatan.

Menurut Aim Kasim, salah satu pedagang di Pasar Ikan Sumenep, secara konsep sebenarnya pasar yang terletak di kawasan Menteng itu terbagi ke dalam dua bagian. Yakni, kelompok promosi yang menjual beragam jenis ikan hias dan kelompok budi daya yang lebih fokus melakukan pembibitan dan penjualan ikan konsumsi. Dari dua kelompok tersebut, jika dijumlahkan totalnya mencapai sekitar 170 pedagang.

"Semuanya merupakan binaan Pemda DKI Jakarta, yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan dan juga Dinas UMKM Jakarta Pusat," kata Aim saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, di pasar tersebut dijual berbagai jenis ikan, baik lokal maupun impor. Mulai dari ikan arwana, ikan koi, ikan mas, hingga ikan konsumsi seperti lele dan nila. "Dari ikan yang harganya murah sampai yang mahal semua ada di sini, mau cari jenis apa aja pasti ketemu," tuturnya.

Soal harga, dia memaparkan, sangatlah beragam. Tergantung dari jenis, ukuran, dan kualitas dari ikan yang dibeli. Untuk ikan koi kualitas impor yang sudah tersertifikasi oleh perusahaan Sakai (Jepang), harganya bisa mencapai Rp10 juta per ekor untuk ukuran 15 cm. Sementara untuk harga ikan koi lokal kategori quality show atau layak kontes dengan ukuran 15 cm, harganya sekitar Rp2-3 juta.

"Tapi kalau ikan koi lokal yang masuk kategori standar dan belum pernah memenangkan kejuaraan, harganya Rp20-30 ribu untuk ukuran 15 cm," papar dia.

Untuk ikan arwana jenis super red berukuran 12 cm, kata Aim, biasanya dilepas dengan harga Rp4-6 juta. Selain itu, ada juga arwana asal dari Papua yang dijual dengan harga Rp200-300 ribu per ekor.

"Kalau ikan mas umumnya dijual dengan harga Rp700 ribu-Rp2 juta. Tapi, kalau lagi over produksi harganya bisa turun sampai di kisaran Rp50-700 ribu," tambahnya.

Meski semua ikan yang dipajang di Pasar Ikan Sumenep telah dipatok harga tertentu, sambung dia, namun calon pembeli tetap bisa menawar jika merasa harga tersebut terlalu tinggi. "Kalau ketemu harga yang disepakati dan tidak saling merugikan, baru bisa jadi transaksi," tuturnya.

Untuk mendapatkan ikan hias, Aim mengaku mendapatkan pasokan dari daerah Blitar, Garut, dan Sukabumi. Ada pula yang didatangkan langsung dari Jepang. Untuk ikan impor, dia memastikan telah sesuai standar kualitas yang berlaku sehingga pembeli tidak perlu meragukan kualitasnya.

Demikian juga, lanjut dia, dengan ikan lokal yang di jual di Pasar Ikan Sumenep merupakan ikan yang memiliki kualitas terbaik. Termasuk bibit ikan yang berasal dari Blitar yang selama ini diketahui sebagai salah satu daerah budi daya ikan paling berkualitas di Indonesia.

"Karena di Blitar itu pembudidayaan semua jenis ikan bisa berhasil. Walaupun untuk daerah lain bisa dilakukan, tapi tidak seperti di Blitar," tandasnya.

Bagi Anda yang berminat untuk membeli ikan hias untuk menemani keseharian Anda di rumah, datanglah ke Pasar Ikan Sumenep yang terletak di Jl. Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat. Pasar ini buka mulai pukul 09.00-17.00 WIB.



https://id.berita.yahoo.com/-berburu-ikan-hias-di-pusat-jakarta-070819329.html

Rawa Belong Surga Pencinta Bunga

Rawa Belong, Surga Pencinta Bunga
Plasadana – Sen, 21 Apr 2014
Penulis: Heru Budhiarto

Bunga dianggap sebagai salah satu media yang dapat melambangkan perasaan seseorang, entah suka ataupun duka. Melalui bunga, orang tak perlu sungkan menyampaikan apa yang ada dalam pikiran. Maka, tidak heran jika komoditas ini begitu digemari oleh semua kalangan, baik muda maupun tua.

Salah satu lokasi yang biasanya menjadi tempat berburu bunga di Jakarta adalah Pasar Kembang Rawa Belong. Di lokasi ini, berbagai bunga dan tanaman hias tersedia: mawar, lili, tulip, krisan, anggrek, melati, hingga hortensia.

Bedi, salah seorang penjual bunga mengungkapkan, Rawa Belong sebagai sentra transaksi jual beli bunga sebenarnya sudah berkembang sejak 1960-an. Namun, ketika itu belum berdiri bangunan megah yang menaungi para pedagang. Sadar akan potensi besar Rawa Belong, Pemerintah DKI Jakarta resmi mendirikan gedung yang kini menjadi pusat pertokoan yang khusus menjual berbagai jenis tanaman hias sekitar tahun 1989.

Sejak itu, kesohoran Rawa Belong sebagai pusat budi daya dan bisnis tanaman hias terus tersebar ke penjuru Jakarta. Alhasil, bukan hanya pembeli yang berdatangan, tetapi pedagang "urban" juga kian bermunculan di Pasar Kembang Rawa Belong. Hingga kini, sedikitnya ada sekitar 300 pedagang yang beradu nasib di pasar tersebut.

"Saya dulunya bekerja kantoran, tapi karena jualan bunga untungnya lumayan, makanya saya keluar dan fokus dagang bunga sekitar tahun 2007," ujar Bedi, yang biasa disapa Bang Bedi, saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.

Menurut Bang Bedi, jika sedang ramai, dalam sehari uang Rp2 juta bisa masuk kantong. Lebaran, hari Valentine, Natal, dan Imlek adalah momen paling menggembirakan bagi seluruh pedagang di Rawa Belong. "Tapi namanya jualan, kalau sepi sama sekali gak ada pemasukan," ucap pria berusia 51 tahun itu.


















Pasar yang sudah hadir sejak tahun 1960-an ini merupakan pusat penjualan bunga terbesar di Indonesia.

Bunga yang dijual di Rawa Belong, dia menjelaskan, dipasok langsung oleh petani tanaman hias di Bandung, Cipanas, dan Malang. Pengiriman dilakukan secara berkala sesuai jenis tanaman dan masa panennya. Untuk bunga krisan, dalam satu minggu bisa dilakukan dua kali pengiriman. Sementara, bunga jenis lili dikirim 3 kali dalam seminggu dan bunga mawar setiap hari selalu datang stok baru.

Pengiriman secara rutin, akunya, selain bertujuan untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga, juga dimaksudkan agar bunga yang dijajakan selalu segar dan menarik minat calon pembeli. Maklum, tanaman hias biasanya hanya bertahan paling lama satu minggu sebelum layu dan mati.

"Supaya stok aman, semua pedagang di sini sudah punya (petani) langganan masing-masing," terang dia.

Soal harga, bunga yang dijajakan di tempat ini sangatlah bervariasi tergantung jenis, jumlah, kecantikan, dan tingkat kesegaran. Misal, untuk satu ikat bunga mawar harganya berkisar antara Rp50-300 ribu. Namun jika ingin membeli satu tangkai saja, harganya sekitar Rp5-10 ribu. “Itu kalau hari biasa, tapi kalau pas hari Valentine harga bisa naik sampai Rp50 ribu,” terang dia.

Sementara, untuk satu ikat bunga hortensia dijual dengan harga Rp25-500 ribu, satu tangkai bunga lili senilai Rp35-50 ribu, satu ikat bunga krisan sekitar Rp20-100 ribu, dan untuk bunga anggrek dilepas dari harga Rp35-100 ribu.

“Pembelinya beragam, dari anak sekolahan sampai pengusaha. Biasanya, mereka beli untuk ngasih ucapan selamat ulang tahun atau bisa juga bela sungkawa,” tuturnya.

Selain menjual bunga satuan, di Pasar Kembang Rawa Belong juga menawarkan bunga yang sudah dirangkai untuk beragam keperluan. Dari untuk kepentingan pesta pernikahan, acara kantor, ucapan selamat, hingga ungkapan duka.

Menurut Adi, pedagang lainnya, harga satu paket rangkaian bunga untuk pesta perkawinan berkisar antara Rp600 ribu sampai Rp2 juta. Tergantung keragaman, kerumitan, dan jumlah bunga yang dipesan.

"Kalau buat ucapan turut berduka cita atau selamat dan sukses biasanya kita lepas dari Rp500 ribu sampai yang paling mahal sekitar Rp1,5 juta," paparnya.

Terkait jangka waktu pembuatan, umumnya pesanan bisa diselesaikan dalam waktu satu hari. Jika memesan pagi, sore hari rangkaian bunga sudah siap dikirim. Kalaupun pesanannya rumit, pengerjaannya tak akan lebih dari dua hari.

"Kita di sini 24 jam. Makanya, kalau mau pesan langsung dikerjakan dan pasti puas sama hasilnya," tukasnya sembari berpromosi.

Bagi Anda yang berminat untuk berbelanja bunga ataupun sekadar mencuci mata, silahkan berkunjung ke Pasar Kembang Rawa Belong yang terletak di Jl. Sulaiman No.50, Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.



https://id.berita.yahoo.com/rawa-belong--surga-pecinta-bunga-071226359.html