Hambatan
Komunikasi & Dampak Komunikasi
Hambatan
pada Sumber
Hambatan
komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan yang kurang jelas. Hal
ini kerap terjadi karena kurangnya fokus pada benefit produk. Kegagalan pada
tahap ini bisa berdampak pada perumusan pesan iklan yang tak jelas kaitannya
dengan kebutuhan konsumen.
Hambatan
dalam Proses Encoding
Sumber
kegagalan komunikasi pemasaran bisa juga ada pada proses encoding. Misalnya,
copy writer dan perancang iklan lebih terobsesi membuat iklan kreatif yang
original ketimbang fokus pada penyampaian benefit produk. Alhasil, iklan
tersebut mungkin sukses menarik perhatian namun gagal mengkomunikasikan benefit
produk pada konsumen.
Iklan yang
menyesatkan (deceptive advertising) juga bisa kita golongkan sebagai hambatan
dalam proses encoding karena sejak awal berusaha menyesatkan konsumen dari
kondisi sebenamya benefit produk.
Contohnya:
iklan obat atau jamu yang klaimnya sengaja
dilebih-Iebihkan, sehingga membuat konsumen bingung memilah mana iklan yang benar
dan mana yang tidak akurat.
Hambatan
dalam Transmisi Pesan
Dalam tahap
pengiriman pesan, hambatan yang umumnya ditemui komunikator adalah competitive
clutter, kekusutan yang terjadi karena banyaknya iklan. Apa yang dapat
dilakukan pemasar untukmengatasi kekusutan yang ditimbulkan competitive
clutter? Cara yang gampang adalah frekuensi iklan digencarkan agar kesan
tertancap lebih lama. Hal ini bisa dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan
dengan kebutuhan konsumen (artinya, pesan tak punya masalah hambatan sumber
ataupun hambatan encoding).
Hambatan
dalam Proses Decoding
Buruknya
konsep produk dan kegagalan dalam mengembangkan pesan iklan yang relevan dengan
kebutuhan konsumen bisa menimbulkan hambatan pada proses decoding.
Konsumenumumnya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat mereka. Konsumen
juga akan menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak kredibel.
Hambatan
pada decoding juga mungkin terjadi karena kurangnya perhatian pada
pesan.Competitive clutter selain merupakan hambatan dalam transmisi, juga
mengganggu prosesdecoding karena bisa men-dorong pemirsa makin cuek. Iklan yang
ditayangkan terus-menerus juga merupakan penyebab pengabaian (inattention).
Advertising wearout bisa terjadi; yaituturunnya efektivitas iklan lantaran
kebosanan pemirsa dan konsumen sudah merasa familiar dengan kampanye iklan
tersebut.
Dampak
Komunikasi
Konsumen kadang mencoba menghindar dari
exposure pesan, namun jika tetap terekspos, mereka akan menentukan apakah
menerima atau menolaknya.
Pesan bisa diterima (message acceptance) bila
pesan sukses mengkomunikasikan benefit produk yang dianggap penting oleh segmen
sasaran.
Sebaliknya, pesan akan ditolak (message
rejection) lantaran dianggap kurang kredibel. Bisa juga karena faktor-faktor
diluar isi pesan dan lebih merupakan cerminan sikap, pengalaman dan keyakinan
konsumen.
Faktor lain yang turut berpengaruh pada
efektivitas komunikasi:
o
Semakin besar pengaruh sumber komunikasi pada penerima, makin
besar pula dampak dan perubahan si penerima sesuai yang dikehendaki sumber
pesan.
o
Komunikasi berdampak lebih kuat bila pesannya cocok dengan opini,
keyakinan, dan disposisi si penerima.
o
Komunikasi cenderurig lebih efektif kalau sumber dianggap pulnya
keahlian, status tinggi,obyektivitas, atau lebih disenangi, terlebih lagi kalau
si sumber punya kekuasaan dan si penerima bisa mengidentifikasikan diri
kepadanya.
o
Konteks sosial, grup, atau grup acuan akan menjadi perantara
komunikasi dan mempengaruhiapakah komunikasi tersebut diterima atau tidak.
Sumber
http://sembiring-timotius.blogspot.com/2013/03/bauran-dan-komunikasi-pemasaran.html
http://sembiring-timotius.blogspot.com/2013/03/bauran-dan-komunikasi-pemasaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar